Menganut suatu madzhab adalah suatu keharusan, bahkan merupakan keniscayaan yang tidak bisa dihindari. Barangsiapa yang mengaku bahwa ia tidak butuh berpegang pada suatu madzhab di antara madzhab-madzhab yang masyhur dan otoritatif, maka fakta kondisi dirinya mendustakan, menafikan, dan bertolak belakang dengan ucapannya itu.
Karena meskipun ia mengupas berbagai masalah dari sisi mana pun, ia tidak akan keluar dari fondasi dan cabang suatu madzhab. Hal ini berlaku jika ia memiliki kapabilitas untuk menelaah berbagai kitab ushul (pokok) dan furu’ (cabang). Karena ia akan tahu bahwa seseorang tidak mungkin untuk melakukan ijtihad mutlak tanpa bersandar kepada seorang imam di antara imam-imam yang masyhur dan dikenal.
Buku ini yang ditulis oleh Syaikh Abdul Fattah bin Shalih Qudaisy Al-Yafi’i, mengupas masalah seputar ijtihad, madzhab, dan taklid. Buku ini termasuk buku terbaik yang ditampilkan ke hadapan umat seputar taklid dan kebolehannya bagi orang yang tidak mampu ijtihad serta tidak mampu menyimpulkan hukum-hukum syariat dari dalil-dalil yang terperinci.
Buku ini juga menjelaskan secara lengkap dan memadai kedudukan mujtahid, orang yang bertaklid dan orang yang mengikuti, serta kedudukan madzhab para imam yang masyhur dan pendapat-pendapat mereka seputar masalah-masalah ini.
